Prospek 90 Poin: Analisis Data

Rating 90 yang Bukan Sekadar Angka
Ketika Draft.net memberi nilai 90 pada Yang Hanshen, saya berhenti menyeruput kopi—karena dalam dunia penilaian bakat, angka 90 bukan sekadar bagus. Ia langka. Dan ketika menganalisis pemain dari liga di luar bubble NBA, angka ini punya bobot lebih besar.
Saya tidak percaya pada angka ajaib. Tapi saya menghargai sinyal yang selaras dalam berbagai metrik—terutama jika didukung oleh rekaman pertandingan nyata.
Apa yang Membuatnya Berbeda? (Spoiler: Bukan Hanya Tinggi Badan)
Tinggi badan 7’1” (216cm), berat 252 lbs (114,6kg), Yang tampil seperti rancangan manusia sempurna—dibangun untuk dominasi area dalam dan membuka ruang operan. Jangkauannya mencapai 9’3” (282cm)—statistik yang disebut ‘elite zone’ oleh banyak scout secara diam-diam. Tapi inilah bagian menariknya: visinya di lapangan.
Dalam 45 pertandingan CBA musim lalu, ia mencatatkan rata-rata 3,0 assist per game—citra tak mungkin bagi pemain setinggi ini kecuali memiliki kesadaran spasial seperti master catur.
Dampak dua arahnya? Lihat bloknya: 2,6 per game, memimpin liga. Bukan karena melompat tertinggi—tapi karena membaca sudut lebih baik daripada kebanyakan guard.
MVP Sejati: Pengambilan Keputusan di Tekanan
Saya pernah membuat model prediksi bagaimana pemain bertahan saat tekanan tinggi menggunakan pola tembakan dan bahasa tubuh dari rekaman film.
Pengambilan keputusan Yang sesuai profil sempurna: tingkat turnover rendah (3,0 TO/G), sedikit tembakan paksa (hanya 11,1 FGA/game), dan kemampuan luar biasa menemukan rekan tim saat transisi tanpa harus melewati defender.
Ini bukan keberuntungan—ini kecerdasan terkode dalam gerakan.
Kekurangan Terbesarnya? Ruang & Kecepatan — Dan Mengapa Ini Lebih Penting dari yang Diperkirakan?
Di sinilah bahkan analitik terbaik pun punya batas:
Bisakah seseorang yang jarang menembak dari jarak jauh bertahan di NBA modern?
Rata-rata tembakan tiga poin Yang? 33,3% hanya dari satu percobaan per game—tidak buruk juga, apalagi jika dilihat konteksnya:
- Sistem CBA lebih lambat,
- Skema pertahanan sering menyusut ke tengah,
- Perannya dibangun sekitar umpan masuk post dan footwork mid-range—bukan isolasi jarak jauh.
Tapi jujur saja—Ia kurang eksplosif saat dribble atau gesit lateral untuk menjaga sayap cepat di sistem defensif switch-heavy modern. Itu akan mengurangi waktu bermain awalnya. Namun… bisakah itu diperbaiki lewat pelatihan? Bisakah latihan meningkatkan kecepatan lepas tembakan? Pertanyaannya: data bilang iya—tapi hanya jika ia mendapat latihan melawan atlet elit terlebih dahulu.
Perbandingan Bukan Takdir — Tapi Petunjuk — Seperti Yao Ming Bertemu Marko Guduric?
draft.net membandingkannya dengan Wang Zhizhi—wajar saja—but also hints at Mark Gasol and Vlade Divac vibes: pemain besar yang membaca permainan seolah ditulis dalam kode, teman yang bisa mengangkat rekan tanpa harus mencetak poin tiap kali tersentuh bola.
demikian kombinasi bernilai lebih dari yang kita sadari di ruangan draft yang obsesif pada volume skor. The real value lies in spacing efficiency—and Yang might already be ahead of his peers there.
NightWatch_7
Komentar populer (2)

Когда Draft.net поставил 90 баллов — я чуть не выронил кофе. Да-да, это не магия, а математика с кривой улыбкой.
Рост 216 см? Да ладно… А вот зрение как у шахматиста — вот где настоящий гений.
Ну а если он в NBA не будет стрелять из-за дуги — просто скажем: «Это не слабость, это тактика». Или хотя бы притворимся.
Кто хочет поспорить? Пишите в комменты — кто бы стал его тренером? 🏀😉

90 คะแนน? เห็นแล้วน้ำตาขึ้นมาเลย! เขาสูงขนาดนี้นะครับ แต่ยังนั่งสมาธิวิเคราะห์ข้อมูลในวัดเหมือนพระที่เล่นบาสเกตบอลด้วยสมอง! การยิงสามแต้มแค่ 33%… ผมว่าเขาคงใช้การคำนวณแบบพุทธเจ้ามากกว่าจะซุกซ่อนด้วยพลัง! เคยมีใครคิดว่าคนสูงขนาดนี้จะมองเห็นมุมยิงได้ดีกว่าแมลงสาบ? อ๋า… มันไม่ใช่ดวงดาว มันคือโค้ดที่เขียนไว้ในใจ!
คุณคิดว่าเขาจะทำอะไรต่อไป? 🤔

Grizzlies Uji Coba Zhou Qi

Zhou Qi & Beratnya di NBA

Zhou Qi vs Yang Hanshen

Perjalanan NBA Draft Yang Hansen: 10 Tim dalam 11 Hari - Bagaimana Dibandingkan dengan Perjalanan Zhou Qi?
- Lakers Incar Keegan Murray?Rumor Lakers incar Keegan Murray dari Jazz bikin heboh. Tapi apakah ini realitas atau sekadar fantasi? Simak 5 fakta strategi draft dan dinamika tim yang sebenarnya di balik isu transfer ini.
- Lakers Rp140 Triliun Tanpa Stadion SendiriLakers nilainya mencapai $10 miliar meski tak punya stadion sendiri. Sebagai analis NBA berbasis data, saya bahas mengapa brand global justru jadi kunci kekuatan finansial tim ini. Temukan rahasia di balik dominasi merek di dunia olahraga.
- Lakers Ganti Westbrook Dengan LeBron?Sebagai penggemar setia Bulls dan pecinta statistik NBA, saya analisis skenario tak masuk akal: Apa jika Lakers tukar Westbrook dengan LeBron James 2019? Data menunjukkan tiga gelar mungkin terjadi. Simak alasan di balik keputusan ini.
- Austin Reaves Refleksi Kesulitan Playoff: 'Saya Harus Lebih Efisien Melawan Pertahanan Switch-Heavy'Dalam wawancara jujur dengan Lakers Nation, Austin Reaves membuka kinerjanya yang kurang memuaskan di seri putaran pertama Wilayah Barat melawan Timberwolves. Guard Lakers ini menganalisis skema pertahanan Minnesota, mengakui kekurangannya dalam situasi isolasi, dan mengungkap bagaimana laporan skouting elite memaksa LA masuk ke dalam perangkap satu lawan satu yang bisa diprediksi. Sebagai analis data yang telah memecah setiap kepemilikan, saya akan menjelaskan mengapa kritik diri Reaves terdengar benar - dan seperti apa cetak biru peningkatannya seharusnya.
- Hubungan Tersembunyi PSG & Inter Miami
- Messi Kunci Ternyata Diabaikan?
- Messi Bukan Tim
- Messi Buktikan Keajaibannya: Gol Bebasnya Bawa Miami Menang
- Prediksi FIFA Club World Cup & Gold Cup: Miami vs Porto, Trinidad & Tobago vs Haiti - Analisis Data
- Miami vs Porto: Duel Data
- Messi di Usia 38: Masih Bisa Dominan?