Flagg Benar-Benar Tak Terkalahkan?

Mitos Ketidakterkalahkan Flagg

Mereka bilang Flagg tak terkalahkan—seperti mitos yang tertanam di lapangan kayu. Saya dengar itu di setiap court Englewood, di mana anak-anak berbisik, “Dia tak akan berhenti.” Tapi data tak pernah bohong. Selama sepuluh tahun memodelkan pola NBA dengan Python, saya lihat setiap “permainan mustahil” runtuh di bawah tekanan. Ini bukan keberuntungan—ini konteks.

Angka Tak Peduli Perasaanmu

Efisiensi Flagg? Solid. Mid-range-nya? Elite. Tapi turnover rate-nya? 4,2 per 36 menit—18% lebih tinggi dari rata-rata liga. Ini bukan “level dewa.” Ini manusia. Saat dia menembus jalur, dia ambil risiko yang tak berani orang lain—bukan karena ia takut, tapi karena sistemnya memaksakan itu.

Mengapa Statistik Tak Bohong di Lingkungan

Saya tumbuh melihat pria yang bermain untuk kenangan—bukan trofi. Kami ukur dampak: berapa kali dia angkat tim saat yang lain gagal? Flagg tak terkalahkan karena dia sempurna—he break karena instingnya disesuaikan dengan kekacauan.

Keunggulan Sejati Ada di Detail

Visualisasi shot chart-nya: klaster biru-oranye di sekitar elbow, bukan sekadar rim-rushes. Gravitinya bukan pada highlight; tapi pada fade persentase rendah—the pull-up tidak lazim yang hanya anak South Side tahu cara melepaskannya tanpa rasa takut. Ini bukan tentang legenda. Ini tentang sistem. Dan sistem bisa dimodelkan.